Peninggalan Sejarah |
Peninggalan-Peninggalan yang masih tersisa dari jaman dahulu kala cukup banyak beberapa diantaranya merupakan benda-benda keramat yang tidak untuk dipamerkan. Diantara peninggalan sejarah yang ada di Kabupatan Kerinci adalah Naskah Melayu, Rumah Laheik, Batu Rajo, Mesjid Keramat, makam leluhur. Naskah Melayu (Naskah Kuno) Naskah Kuno berasal dari Kerajaan Darmansa Raya pada abad ke 14. Naskah ini ditulis dengan menggunakan huruf Kawi (Jawa Kuno) dan beberapa lembar ditulis dengan menggunakan huruf Kerinci (Surat Incung). Naskah ini ditulis pada media (kertas) yang disebut dengan daluang yang terbuat dari beberapa lapis daun yang dipukul menjadi satu. Naskah Kuno ini tidak dapat diartikan sepenuhnya karena lembaran naskah ini telah rusak dan tulisannya tidak dapat dibaca dengan jelas. Naskah yang berjumlah 36 lembar ini diklaim sebagai Naskah Melayu tertua di dunia. Naskah Kuno ini disimpan oleh salah seorang tetua desa pada Desa Tanjung Tanah Kecamatan Sitinjau Laut dan hanya diperlihatkan pada acara adat, seperti pada acara Kenduri Sko. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Naskah Kuno kunjungi situs: www.hawaii.edu/indolang/surat/naskah/itanjung Benda pusaka lainnya berupa Labu Kembar yang terdapat di Desa Seleman. Labu yang berasal dari abad ke 18 ini digunakan sebagai sarana perdukunan. Selain itu di Desa Seleman juga dijumpai beberapa peninggalan sejarah dari abad ke 17 antara lain Tenun Ideak Sudeah dan Tabung Tulisan Incung. Tenun ideak Sudeah atau dalam Bahasa Indonesia tenunan yang belum jadi/selesai pengerjaannya, tenun ini dibuat dari serat nenas. Tabung Tulisan Incung merupakan bambu dengan tulisan incung, tulisan di bambu ini menceritakan nenek moyang masyarakat setempat. Kedua benda ini disimpan di Rumah Gadang Desa Seleman.Labu Kembar, Tenun Ideak Sudeah dan Tabung Tulisan Incung Laheik dalam bahasa Indonesia berarti baris, Rumah Laheik dapat diartikan sebagai rumah yang tersusun atas beberapa rumah yang menyatu, dan rumah ini ditempati oleh beberapa keluarga. Rumah Laheik terdapat di beberapa desa dalam Kecamatan Danau Kerinci yaitu Desa Seleman, Desa Cupak, Desa Sebukar, namun sekarang sulit ditemui dalam keadaan utuh. Batu Raja Batu Raja terletak di pinggir jalan raya Desa Baru Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau kira-kira 12 km dari Sungai Penuh. Batu Raja ini lebih menyerupai Dolmen, yang terdiri atas empat buah batu datar pipih dengan ukuran panjang 1,75 – 2,75 m dan lebar 1,75 – 2 m. Dolmen yang tidak mengalamai pengerjaan oleh tangan manusia ini dipercaya sebagai tempat duduk para raja pada jaman dahulu. Mesjid Keramat terletak di Desa Koto Tuo Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau, sekitar 12 km dari Sungai Penuh. Mesjid ini dibangun pada tahun 1785 M seluas 27 X 27 m oleh ulama Thariqat Samaniah yaitu Haji Rahei dan Haji Ratih. Seperti halnya bangunan jaman dulu konstruksi Mesjid ini di dominasi oleh kayu tanpa menggunakan paku. Mesjid ini memiliki 25 tiang dengan ukiran yang unik pada tiap sudut. Pada jaman dulu, tiang utama ditengah (pada ketinggian ± 6 m) digunakan sebagai tempat azan yang dihubungkan oleh jembatan dari sebelah kiri mesjid. Terdapat 3 tabuh di mesjid ini yang memiliki fungsi yang berbeda. Dua tabuh terletak di dalam mesjid yang berfungsi sebagai penanda waktu sholat (tabuh kecil) dan tabuh yang lain sebagai penanda adanya penduduk yang meningggal. Tabuh yang paling besar terletak di luar mesjd yang dibunyikan saat ada bencana seperti kebakaran. Mesjid ini melambangkan perjuangan rakyat Pulau Tengah dalam menentang penjajahan Belanda. Mesjid yang telah melewati berbagai masa ini sering diziarahi oleh para peziarah dari Malaysia, Singapura bahkan dari negara-negara Arab. Beberapa peziarah tidak segan-segan untuk menginap beberapa hari di rumah penduduk sekedar untuk dapat beribadah di Mesjid ini. Terdapat beberapa makam yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai nenek moyang desa mereka. Diantaranya makam Rio Gilang Tuo yang terletak di Desa Keluru Kecamatan Keliling Danau. Rio Gilang Tuo merupakan pendatang dari Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. Menurut keterangan masyarakat setempat, keberadaan Rio Gilang Tuo diketahui dari orang yang "kesurupan" setelah bertapa selama 3 hari di makam tersebut. makam Rio Gilang Tuo dan makam Ninik Jilatih yang dianggap sebagai nenek moyang desa mereka Di Desa Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci terdapat makam Ninik Jilatih. Menurut cerita dari keturunan beliau yang masih hidup, Ninik Jilatih memiliki kesaktian yang dalam sekejap mata mampu pulang pergi ke Mekah. Ninik Jilatih juga disebutkan sebagai penyebar agama Islam, metode yang digunakan adalah dengan masuk kedalam tatanan masyarakat dan menjadi bagian dari kehidupan mayarakat tersebut. |
JAM
script src="http://www.clocklink.com/embed.js">
Selasa, 01 Maret 2011
benda-benda keramat peninggalan sejarah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar